Tekhnologi Code Division Multiple Access atau biasa disebut CDMA sepertinya sebentar lagi akan menemui akhir kejayaannya,dan jika itu terjadi maka operator yang bersangkutan harus harus segera berpindah ke Tekhnologi LTE yang otomatis berganti perangkat dan tekhnologi.
Penggunaan tekhnologi CMDA diindonesia yang tidak sedikit membuatnya tetap tumbuh subur namun jika tekhnologi tersebut mati ada beberapa Operator yang akan mati karena berbasis CDMA dalam penggunaannya dan inilah dia Operator yang akan mati jika CDMA tidak digunakan lagi
1. SmartFren
Smartfren atau yang dikenal juga dengan PT Smartfren Telecom merupakan salah satu pemain besar di industri telekomunikasi nirkabel Indonesia yang menggunakan lisensi Fixed Wireless Access (FWA). Selama ini, mereka fokus mengembangkan telekomunikasi dengan jaringan CDMA di Indonesia dengan teknologi EV-DO Revision B Fase 2 yang kecepatannya transfer datanya disebut mampu mengungguli teknologi 3,5G.
Jika CDMA mati, maka baik pengguna maupun pihak Smartfren akan merugi besar. Hal ini dikarenakan Smartfren masih jadi salah satu penyedia layanan internet yang banyak dicari orang Indonesia.
Selain itu, smartphone CDMA yang dibungkus dalam produk Andromax pun banyak dicari orang. Jika diminta pindah ke LTE, maka perangkat ini tak akan bisa lagi digunakan.
2. StarOne
StarOne merupakan merek dagang milik Indosat yang khusus melayani pengguna ponsel CDMA. Namun berbeda dengan layanan Indosat lainnya, StarOne bisa dianggap sebagai produk yang kurang banyak diminati.
Oleh karenanya, setelah santer terdengar kabar bahwa FWA akan dihapus dari Indonesia, Indosat mengambil langkah antisipasi untuk menyelamatkan para pelanggan StarOne tersebut. Salah satu caranya adalah dengan memindahkan sekaligus 3 ribu pelanggan FWA ke seluler Indosat.
Selama ini, Indosat memang seperti menganaktirikan StarOne. Bahkan pelanggannya dari semula berjumlah sekitar 300 ribu kini hanya menyusut hingga hanya 3 ribu orang.
Jangankan membangun dan memperluas jaringannya sesuai dengan komitmen dalam lisensi modern, memberikan layanan dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada pun kurang serius dilakukan.
3. Flexi
Flexi merupakan pelopor penyedia saluran telekomunikasi seluler berbasis CDMA di Indonesia. Produk satu ini merupakan milik dari BUMN PT Telekomunikasi Indonesia (Persero).
Flexi sendiri selama ini juga berhasil menyelenggarakan sambungan data dengan teknologi EV-DO setara 3,5G. Namun, berbeda dengan Smartfren yang mampu menyelenggarakan EV-DO Revision B Fase 2 (hingga 14,7 Mbps), Flexi berada satu tingkat di bawahnya dengan EVDO Revision B Fase 1 (hingga 10 Mbps).
4. Esia
Flexi merupakan pelopor penyedia saluran telekomunikasi seluler berbasis CDMA di Indonesia. Produk satu ini merupakan milik dari BUMN PT Telekomunikasi Indonesia (Persero).
Flexi sendiri selama ini juga berhasil menyelenggarakan sambungan data dengan teknologi EV-DO setara 3,5G. Namun, berbeda dengan Smartfren yang mampu menyelenggarakan EV-DO Revision B Fase 2 (hingga 14,7 Mbps), Flexi berada satu tingkat di bawahnya dengan EVDO Revision B Fase 1 (hingga 10 Mbps).
5. Ceria
Ceria merupakan layanan seluler yang dimiliki oleh PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia dan hadir sejak 2006. Di Indonesia, Ceria juga menawarkan solusi telekomunikasi berbasis CDMA.
Ceria sendiri fokus menawarkan layanan selulernya di lokasi pedesaan atau tempat terpencil yang selama ini kurang diperhatikan operator seluler nasional. Jika Ceria tak bisa lagi beroperasi dengan FWA, maka pengguna telekomunikasi di pedesaan pun harus mencari alternatif lain.
Nah temen-temen udah tau kan Operator mana aja yang bakalan mati klo CDMA udah gak bisa dipake lagi,jadi buat para pengguna CDMA diharapkan siap-siap untuk penggantian gadget.
Akhir kata semoga posting kali ini menambah informasi dan Selamat beraktifitas